Mengingat begitu pentingnya menjaga amanah, terkhusus bagi
seorang pegawai, maka pada kajian pekan ini akan penulis bawakan sekelumit dari
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam yang berbicara tentang hal ini. Kami katakan sekelumit, karena
begitu banyaknya firman Allah Subhana wata’ala dan sabda Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam yang mengingatkan akan pentingnya menjaga amanah.
Diantara ayat yang berisikan anjuran untuk
menjaga amanah dan tidak berbuat khianat adalah firman Allah ‘Azza wa Jalla
(yang artinya), “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS An-Nsaa’: 58)
Ibnu Katsir rahimahullah dalam
tafsirnya mengatakan, “ Allah Subhana wata’ala mengabarkan (dalam ayat
ini) bahwa Dia memerintahkan untuk menunaikan amanah kepada yang berhak
menerimanya. Dalam hadits al-Hasan, dari Samurah radiyallahu’anhu,
bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tunaikan
amanah kepada orang yang mempercayakan amanah kepadamu, dan janganlah kamu
mengkhianati orang yang mengkhianatimu.” (HR. Imam Ahmad)
Amanah tersebut mencakup seluruh amanah yang
wajib ditunaikan oleh setiap orang, baik berkaitan dengan hak-hak Allah Azza
wa Jalla yang wajib ditunaikan oleh hamba-hamba-Nya, seperti sholat, zakat,
puasa, macam-macam kafarah, nadzar dan yang lainnya dari amanah-amanah yang dia
diamanati dengannya meskipun para hamba tersebut tidak menyadarinya. Maupun
yang berkaitan dengan hak-hak seorang hamba terhadap sesamanya, seperti,
titipan dan yang lainnya dari hal-hal yang dia diamanahi dengannya, meskipun
dia tidak sadar akan hal tersebut. Allah Subhawa wata’ala memerintahkan
untuk menunaikan amanah tersebut. Barangsiapa yang tidak melakukannya di dunia,
maka amanah tersebut akan dituntut darinya pada hari Kiamat.”
Dan firman Allah Subhana wata’ala
(yang artinya), “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahuinya.” (QS Al-Anfaal: 27)
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
“Dan perbuatan khianat itu mencakup dosa-dosa kecil dan besar, baik yang
bersifat lazim (tidak berdampak kepada orang lain) maupun muta’addi (yang
berdampak kepada orang lain). Ali bin Abi Thalhah mengatakan dari Ibnu Abbas radiyallahu’anhu,
“ (Firman Allah yang artinya, ‘Dan (juga) janganlah kamu mengkhianatai
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu.’) Amanah tersebut adalah
amalan-amalan yang Allah percayakan kepada para hamba-Nya, yakni
kewajiban-kewajiban. Dia (Allah Azza wa Jalla) mengatakan, ‘Janganlah
kalian mengkhianati’ artinya ‘Janganlah kalian melepaskan’. Dan dia (Ibnu Abbas
radiyallahu’anhu) mengatakan dalam riwayat lain, (firman Allah,
‘Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad)!’) Dia (Ibnu Abbas radiyallahu’anhu)
mengatakan, ‘(Artinya) jangan kamu tinggalkan sunnah-sunnahnya dan jangan
melakukan kedurhakaan kepadanya.’.”
Allah Subhana wata’ala berfirman
(yang artinya), “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat jahil (bodoh).” (QS Al-Ahzab:
72)
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah setelah
menyebutkan beberapa pendapat tentang tafsir amanah, yang diantaranya ketaatan,
kewajiban-kewajiban agama, hutang dan hukum had. Beliau mengatakan, “Semua
pendapat ini tidaklah saling bertentangan, bahkan saling berkaitan dan kembali
kepada pendapat bahwa yang dimaksud dengan amanah tersebut adalah beban
syari’at, penerimaan perintah serta larangan, disertai syarat-syaratnya.
Apabila dia mengerjakan amanah tersebut, maka dia akan diberi pahala dan
apabila dia meninggalkannya dia akan disiksa, kemudian diterimalah amanah
tersebut oleh manusia bersamaan dengan keadaan dia yang lemah lagi jahil, serta
zalim, kecuali orang-orang yang diberi taufiq oleh Allah Azza wa Jalla.
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.”
Dan firman Allah Subhana wata’ala
(yang artinya), “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang
dipikulnya) dan janjinya.” (QS Al-Mu’min: 8)
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
“Yakni, apabila mereka diberi amanah tidak mengkhianatinya dan apabila mereka
berjanji, tidak mengingkarinya. Ini merupakan sifat-sifat orang-orang Mukmin
dan lawannya adalah sifat-sifat orang-orang munafik. Sebagaimana telah warid (diketahui)
dalam hadits yang shahih, ‘Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga (yakni),
apabila berbicara berdusta, apabila berjanji mengingkari dan apabila diberi
amanah berkhianat.’ (HR Bukhari-Muslim). Dalam riwayat lain, ‘Apabila berbicara
dusta, apabila berjanji mengingkari dan apabila bertengkar berbuat curang
(berlebihan).’.”
Adapun diantara hadits-hadits Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam yang berisikan tentang menjaga amanah dan peringatan keras
dari menyia-nyiakannya (diantaranya),
Dari Abu Hurairah radiyallahu’anhu,
dia berkata, “Tatkala Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam sedang bermajelis
menyampaikan pembicaraan kepada sekumpulan orang, tiba-tiba saja datang seorang
Arab badui seraya mengatakan, ‘Kapan hari kiamat itu (Wahai Rasulullah!)?”
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
–pun terus meneruskan pembicaraannya, hingga sebagian orang mengatakan, ‘Beliau
mendengar, namun (kelihatannya) beliau tidak suka dengan apa yang
ditanyakannya.’ Sebagian yang lain menimpali, ‘Bukan, beliau tidak
mendengarnya.’
Hingga tatkala beliau selesai dari
pembicaraannya, beliau bertanya, ‘Dimana orang yang aku lihat bertanya
tentang Hari Kiamat tadi?’ dia (orang yang bertanya tadi) menjawab, ‘Saya
wahai Rasulullah!’
Beliau bersabda, ‘Apabila amanah telah
disia-siakan, maka tunggulah Hari Kiamat.’
Orang tadi bertanya lagi, ‘Bagaimana
bentuk disia-siakannya (Wahai Rasulullah!)?’
Beliau menjawab, ‘Apabila urusan diserahkan kepada selain ahlinya, maka tunggulah Hari Kiamat.’.” (HR. Bukhari, 59)
Beliau menjawab, ‘Apabila urusan diserahkan kepada selain ahlinya, maka tunggulah Hari Kiamat.’.” (HR. Bukhari, 59)
Kemudian, hadits dari Abu Hurairah radiyallahu’anhu,
dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tunaikan
amanah kepada orang yang mempercayakan amanah kepadamu, dan janganlah kamu
mengkhianati orang yang mengkhianatimu.” (HR. Abu Dawud, 3535);
At-Tirmidzi, 1264)
Hadits dari Anas bin Malik radiyallahu’anhu,
ia mengatakan, Rasullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Awal
mula yang hilang dari agama kalian adalah amanah dan yang paling akhir adalah
sholat.” (HR. Kharaithi dalam Makarimul Akhlaq, hal.28)
Hadits dari Abu Hurairah radiyallahu’anhu,
dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda, “‘Tanda-tanda
orang munafik itu ada tiga (yakni), apabila berbicara berdusta, apabila
berjanji mengingkari dan apabila diberi amanah berkhianat.’ (HR Bukhari, 33
dan Muslim, 107)
[Sumber: “Kaifa Yuaddi
Al-Muwadhifu Al-Amanah”, Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad. Edisi terjemahan “Cermin
Pegawai Muslim, dalam Bimbingan Al-Qur’an & As-Sunnah”, penerjemah Abu
Hudzaifah, penerbit Maktabah Al-Ghuroba, cetalan ke-2, Juni 2009.]
0 komentar:
Posting Komentar