02.15
Abu Yazid Abdul Hamid
Karakter baik
sang pengusaha berkontribusi besar bagi sukses bisnisnya. Berikut 10 karakter
penting yang biasanya melekat pada pengusaha sukses.
Dalam hampir setiap success story sebuah bisnis—jika kita cermat
menyimaknya—terselip fakta mengenai karakter baik sang pengusaha yang
berkontribusi besar bagi kesuksesan bisnisnya. Tentu pula kompetensi sang
pengusaha dan orang-orang yang membantunya—namun karakter-lah yang signifikan.
Karakter baik tidak terbentuk semalam, sebagaimana pepatah lama mengatakan:
“Taburlah pemikiran, maka kamu akan menuai tindakan; taburlah tindakan, maka
kamu akan menuai kebiasaan; taburkanlah kebiasaan, maka kamu akan menuai
karakter.”
Manusia yang bersungguh-sungguh berusaha memiliki sifat yang baik, insyaAllah
akan dimudahkan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berusaha melatih dirinya
melakukan kebaikan, maka dia akan dapatkan, dan barangsiapa berusaha
menghindari keburukan, maka dia dihindarkan dari keburukan tersebut."—HR
Bukhari dalam Adabul Mufrad dan dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah No. 342
Ada minimal 10 karakter baik yang melekat pada pengusaha sukses. Yakni, (1) Memiliki
intuisi bisnis; (2) Memiliki visi yang jelas; (3) Inovator; (4) Tidak cepat
puas; (5) Risk taker (berani mengambil risiko); (6) Determined (mantap, bulat
tekad); (7) Persistant (gigih, pantang menyerah, tidak lemah); (8) Problem
solver (penyelesai masalah); dan (10) Pembelajar. Berikut saya uraikan satu per
satu.
Motivasi tinggi
Motivasi adalah dorongan sangat kuat yang menggerakkan seseorang untuk berbuat
sesuatu. Tantangan seorang pengusaha lebih besar ketimbang seorang karyawan. Ada banyak hambatan dan
kesulitan di jalan menuju sukses. Perlu motivasi tinggi untuk melewatinya.
Seringnya, seseorang ingin menjadi pengusaha hanya termotivasi ingin menafkahi
keluarga, memiliki rumah, kendaraan, dan seterusnya. Hanya sampai di situ. Saat
semua itu ada, motivasi malah melembek. Saya menyarankan, bangunlah motivasi
lebih dari sekadar untuk meraih tujuan-tujuan keduniaan. Tingkatkan motivasi
sampai ke tujuan akhirat—misal ingin masuk surga dengan jalan lebih banyak
bersedekah, menafkahi keluarga tidak mampu, membangun pesantren, masjid, dll.
Meraih tujuan akhirat akan menuntun langkah kita untuk selalu berada di koridor
syariah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang
niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan
dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun
akan dia peroleh dan tunduk padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk
menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup,
Allah akan mencerai-beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali
yang telah ditetapkan baginya.”—HR Tirmidzi No. 2465 dan dishahihkan al-Albani
dalam Silsilah as-Shahihah No. 404
Motivasi, cita-cita, sebaiknya ditulis dengan jelas menjadi visi dan misi
bisnis Anda, kemudian dirinci jadi sasaran berjangka yang jelas pula dan
terencana, agar mengarah tujuan yang jelas. Bukankah hidup akan lebih bergairah
jika kita memiliki tujuan yang jelas?
Intuisi Bisnis
Intuisi para pengusaha sering dimaknai sebagai keajaiban. Padahal kepekaan
bisnis terasah oleh “jam terbang” atau pengalaman, dan proses belajar sang
pengusaha. Bagi orang beriman, bersyukurlah, sebab intuisi dapat kita peroleh
dengan pertolongan Allah Ta'ala berupa kemantapan hati atau ide cemerlang. Islam
memberi tools jitu berupa doa dan sholat istikharah ketika kita bimbang
menentukan pilihan dan langkah.
Bertakwalah, sebab petunjuk dari Allah Ta'ala akan datang pada hambaNya yang
bertakwa. Allah Ta'ala berfirman, yang artinya, “Barangsiapa yang bertaqwa
kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya
rezeki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.”—QS At Thalaq : 2-3
Ibnu Syuja’ Al-Kirmani berkata, “Siapa yang memakmurkan lahiriahnya dengan
mengikuti sunnah, memakmurkan batiniahnya dengan muraqabah (merasa diawasi
Allah), menahan nafsunya dari syahwat dan menahan pandangannya dari apa yang
diharamkan serta ia membiasakan diri makan yang halal, niscaya firasatnya tidak
akan salah.”
Visi yang Jelas
Visi adalah gambaran masa depan yang ingin diraih. Gambarkan dengan sangat masa
depa seperti apa bisnis yang hendak Anda bangun. Contoh visi Bill Gates,
pendiri Microsoft: "Di semua meja yang ada komputernya, Windows adalah
sistem operasinya". Visi yang jelas dapat menuntun langkah. Seorang
pengusaha hendaknya mampu menggambarkan dengan jernih visinya kepada para
karyawan agar mereka dapat ikut serta mewujudkannya.
Inovator
Kita bisa memulai bisnis dengan meniru, ide atau cara pengusaha lain. Namun
dewasa ini tidak cukup lagi. Kita harus kreatif menemukan hal-hal baru—produk,
kemasan, pelayanan dan pemasaran, dll. Ya, benar-benar baru dan unik, sehingga
membedakan bisnis kita dengan pesaing.
Kalau pun meniru, janganlah tanpa nilai tambah. Harus ada inovasi.
Syukur-syukur baru. Inovasi harus tiada henti—karena pilihannya: inovatif atau
mati. Konsumen tak akan berpaling kepada produk kita karena mereka tidak
mempunyai alasan cukup untuk membeli produk kita jika produk kita biasa-biasa
saja.
Tidak Cepat Puas
Sony, produsen produk elektronik terkemuka, dikenal unggul, salah satunya,
karena inovatif. Sony punya cara unik untuk memenangkan persaingan. Sementara
di lantai bawah sedang diadakan peluncuran produk baru, di lantai atas, dalam
waktu yang sama berlangsung pencarian untuk menemukan produk yang lebih hebat
daripada produk baru yang sedang diperkenalkan di lantai bawah. Tujuannya
jelas, agar selalu terdepan dalam inovasi produk.
Cepat puas dalam berkarya hanya akan membuat bisnis jalan di tempat, dan tinggal
menunggu masa kadaluarsa. Mereka yang sukses tidak cepat puas hanya dengan
karya yang sudah ada, baik dari sisi produk, pelayanan maupun pemasaran.
Kualitas produk dan pelayanan harus terus ditingkatkan untuk selalu lebih
unggul daripada yang lain.
Salah satu hikmah nyata dapat Anda petik dari firman Allah Azza wa Jalla, yang
artinya, "Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain" –QS Al Insyirah: 7
Demikianlah, seyogyanya pola kerja setiap orang Muslim tidak pernah berhenti.
Setiap selesai sebuah pekerjaan, segeralah melakukan pekerjaan baru lainnya.
Namun jangan salah, rasa tidak cepat puas bukanlah untuk rezeki. Seberapa pun
rezeki yang kita terima, kita harus merasa puas dan penuh rasa terima kasih.
Sebagai orang beriman, kita harus selalu bersyukur atas rezeki yang kita terima
dari Allah. Dengan selalu bersyukur, Allah Ta'ala akan menambah nikmatNya.
Allah Ta'ala berfirman, yang artinya, "Sesungguhnya jika kalian bersyukur,
Kami pasti menambah (nikmat) kepada kalian." –QS Ibrahim: 8
Berani Ambil Risiko(Risk Taker)
Berani mengambil risiko bukan berarti nekat, tanpa pertimbangan. Mereka yang
sukses berani memilih langkah yang menurut kebanyakan orang sangat berisiko.
Manusia adalah makhluk yang lemah. Tidak ada yang terbebas dari kesalahan.
Sebagai orang yang beriman dan bertakwa, kita memiliki “senjata ampuh”, yaitu
doa dan sholat istikharah. Gunakan senjata ini untuk meminta pertolongan kepada
Allah Ta'ala yang Maha Mengetahui untuk memilihkan mana yang terbaik bagi dunia
dan akhirat kita.
Determined (Mantap dan Bulat Tekad)
Pengusaha sukses memiliki karakter, yang menurut sebagian orang, diaggap kurang
akomodatif, adaftif atau kaku. Jika telah meyakini sesuatu hal, pendapat atau
keputusannya tidak mudah berubah. Dia mantap dan yakin akan pilihan dan
keputusannya. Karakter ini tampaknya buruk. Apalagi jika kemudian pilihan atau
keputusan meleset atau keliru. Tapi ini sebenarnya kelebihan seorang pengusaha.
Keyakinan dan tekadnya yang bulat menjadi energi untuk membakar semangatnya.
Sebagai Mukmin yang baik, tekad bulat saja belumlah cukup. Kita hamba yang
lemah, karena itu mohonlah pertolongan Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman,
yang artinya, "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakal-lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal kepada-Nya." –QS Ali 'Imran: 159
"Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)-nya." –QS Ath Thalaaq: 3
Kita tidak boleh menggantungkan harapan kesuksesan kepada diri kita sendiri.
Kepada perusahaan atau kepada makhluk lain. Gantungkan harapan hanya kepada
Allah Ta'ala, karena Dia-lah tempat kita meminta pertolongan dan menggantungkan
harapan.
Janganlah rasa percaya diri menjadikan kita lupa berharap pertolongan Allah
Ta'ala. "dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." –QS
Al-Inshirah: 8
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai seorang Rasul selalu berdoa
agar tiap langkahnya selalu dalam bimbingan Allah Ta'ala: “…(Ya Allah,)
jadikanlah baik semua urusanku dan janganlah Engkau membiarkan aku bersandar
kepada diriku sendiri (meskipun cuma) sekejap mata.”—HR An-Nasa`i dan Al-Hakim;
dihasankan oleh Syekh Al-Albani
Persistant
Disebut gagal jika kita berhenti berusaha, lemah dan menyerah. Pengusaha sejati
tidak mudah menyerah. Ia gigih merajut cita-citanya. Kalah dalam suatu
pertarungan bukan berarti kalah perang. Masih banyak arena pertarungan lain
yang akan bisa mengantarkannya pada kemenangan sejati.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bersemangatlah atas
hal-hal yg bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau
lemah." –HR Muslim
Mintalah pertolongan kepada Allah Ta'ala agar diberi kekuatan menghadapi
kesulitan. Bertakwalah agar diberikan jalan keluar. Jadikan kegagalan sarana
introspeksi diri. Boleh jadi, kita gagal karena belum siap sukses. Kesuksesan
dan kekayaan adalah ujian, dan bisa jadi kita belum mampu melaluinya.
Allah Ta'ala berfirman, yang artinya, “Dan jikalau Allah melapangkan rezeki
kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi,
tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya
Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” –QS Asy
Syuraa: 27
Problem Solver
Mencari kambing hitam biasa dilakukan orang-orang gagal, para pecundang untuk
membenarkan alasan atas kegagalannya. Orang-orang sukses selalu mencari solusi.
Mereka dalah orang-orang yang menyelesaikan masalah. Pengusaha sukses adalah
orang yang bertanggung jawab dan lebih memilih mencari solusi ketimbang mencari
kambing hitam.
Bertakwalah, sebab jalan keluar terbaik dari Allah Ta'ala akan diberikan kepada
hambaNya yang bertakwa. Allah Ta'ala berfirman, yang artinya, "Barangsiapa
yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke
luar." –QS At Thalaq: 2
Siapakah problem solver terbaik selain Allah Ta'ala?
Pembelajar
Kita tidak dilahirkan langsung pintar. Karena itu, banyaklah belajar. Dari buku
dan dari mereka yang lebih dulu sukses. Rasanya tidak ada pengusaha sukses yang
tidak hobi membaca. Pengusaha sukses adalah seorang pembelajar yang tekun.
Selain ilmu-ilmu dunia, selayaknya sebagai seorang Muslim kita juga mendalami
ilmu agama. Sebab kunci-kunci kesuksesan lebih banyak ditentukan oleh seberapa
baik agama kita.
Allah Ta'ala berfirman, yang artinya, "Barangsiapa yang mengerjakan amal
shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia) dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.”—QS An-Nahl: 97
Para ulama salaf menafsirkan makna “kehidupan yang baik (di dunia)” dalam ayat
di atas sebagai “kebahagiaan (hidup)” atau “rezeki yang halal dan baik” dan
kebaikan-kebaikan lainnya yang mencakup semua kesenangan hidup hakiki—lihat
Tafsir Ibnu Katsir (2/772)
Bagaimana kita bisa beriman dengan benar dan beramal dengan benar tanpa belajar
ilmu agama secara benar? Bagaimana pula kita sebagai pengusaha Muslim bisa
berjual-beli dengan halal jika tidak mempelajari fikih jual-beli? Salah-salah
terjebak riba, yang akhirnya menghilangkan keberkahan usaha kita.
Sebagai orang beriman, kita memiliki kelebihan dibanding mereka yang tidak
beriman, dan berpeluang menjadi pengusaha sukses jauh lebih besar, sebab Allah
Ta'ala adalah penolong orang-orang yang beriman selama kita selalu bertakwa.
Janganlah pula pernah merasa bahwa kesuksesan Anda raih hanya karena kepandaian
dan kerja keras Anda, dan melupakan Allah Ta'ala yang telah memberi karuniaNya
berupa akal, kesehatan dan pertolongan kepada Anda. Kekaguman terhadap diri
sendiri akan mengantarkan kita kepada ujub, sombong, dan akhirnya seperti Karun
yang diadzab Allah Ta'ala.***
Fadhil Fuad Basymeleh ( Penulis adalah pemilik dan chairman Zahir Accounting;
pendiri Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia )
Sumber : http://pengusahamuslim.com/
0 komentar:
Posting Komentar